Cerita tragisnya adalah tdk ada seorang pun tahu nasib anak di photo tersebut, termasuk photografer yg mengambil photo tersebut, yg segera pergi setelah photo itu diambil, mengingat di daerah tersebut terdapat konflik bersenjata yg membahayakan jiwa sang photografer tersebut.
3 bulan setelah photo tersebut sang fotografer akhirnya diketahui masyarakat, setelah sang fotografer melakukan beberapa interview, dan photo tersebut kemudian diterbitkan di koran The New York Times pd tgl 26 Maret 1993.
Sang photografer Kevin Carter.
Kevin Carter adalah photografer senior yg berasal dr Johanesburg, Afrika Selatan. Dia mengaku terpaksa meninggalkan anak tersebut, dikarenakan saat itu ia telah mendapatkan larangan utk menyentuh para pengungsi tersebut, mereka dikawatirkan membawa penyakit berbahaya.Pada tgl 2 April 1994 akhirnya Kevin Carter memperoleh penghargaan tertinggi, Pulitzer Feature Photograpy untuk karyanya ini. Segera setelah dia memperoleh penghargaan ini, ia mendapatkan banyak kecaman karena ia tdk berusaha membantu anak ini.
Seminggu setelah dia mendapatkan penghargaan itu, dia akhirnya bunuh diri karena rasa bersalah yg teramat dalam.
Diary:
Dear God, I promise I will never waste my food no matter how bad it can taste and how full I may be. I pray that He will protect this little boy, guide and deliver him away from his misery. I pray that we will be more sensitive towards the world around us and not be blinded by our own selfish nature and interests. I hope this picture will always serve as a reminder to us that how fortunate we are and that we must never ever take things for granted.
http://www.beritaunik.net/unik-aneh/cerita-tragis-dibalik-foto-terbaik.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar