Otak adalah pusat kehidupan. Segala aktivitas kehidupan, hingga yang
sekecil-kecilnya, hanya bisa terjadi melalui mekanisme yang diatur oleh
otak. Dalam waktu yang bersamaan otak harus menjalankan beribu-ribu
aktivitas sekaligus. Misalnya, saat kita berjalan di tepi jalan yang
ramai, maka otak mengatur agar kaki melangkah, mengatur mata untuk
melihat pemandangan dan situasi sekitar sekaligus menyimpannya dalam
memori, menyuruh telinga menangkap berbagai suara yang masuk sekaligus
menyimpan, menafsirkan, dan meresponsnya. Saat tiba-tiba mendengar suara
klakson dari belakang maka secepat kilat otak menyuruh kaki meloncat ke
tepi, menyuruh leher menoleh ke belakang, menyuruh mata membelalak,
menyuruh otot-otot menegang untuk mengatasi situasi darurat, menyuruh
jantung memompa darah lebih kencang, menyuruh hidung tetap bernafas, dan
masih banyak lagi yang harus diaturnya, bahkan terkadang masih
sempat-sempatnya menyuruh mulut memaki....
Semua
itu dapat dilaksanakan bersamaan karena diatur oleh bagian otak yang
berbeda-beda. Ya, otak memiliki banyak bagian yang memiliki fungsi
berbeda-beda. Secara garis besar otak terbagi atas tiga bagian, yaitu
otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak (brain
stem). Masing-masing bagian terbagi lagi menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil, lebih kecil lagi, dan lebih kecil lagi. Ruang antar bagian
terisi oleh cairan otak (cerebrospinal fluid), sedang bagian luarnya
terlindungi oleh tiga lapis selaput otak (meninges) plus tulang
tengkorak.
Seperti bagian-bagian tubuh lain, otak bisa terkena
tumor maupun kanker. Bedanya, jika pada bagian tubuh lain tumor jinak
kadang tidak mengganggu dan tidak berbahaya, di otak tumor jinak pun
bisa sangat mengganggu dan membahayakan nyawa.
Banyaknya bagian
otak yang memiliki fungsi pengaturan tubuh yang berbeda-beda membuat
tumor dan kanker otak memiliki gejala yang sangat variatif. Gejala yang
muncul sangat tergantung di bagian otak mana tumor tersebut muncul.
Dr. Iskandar Japardi menjelaskan gejala umum tumor dan kanker otak adalah sebagai berikut:
Gejala Serebral Umum
Dapat
berupa perubahan mental yang ringan (psikomotor asthenia), yang dapat
dirasakan oleh keluarga dekat penderita berupa: mudah tersinggung,
emosi, labil, pelupa, perlambatan aktivitas mental dan sosial,
kehilangan inisiatif dan spontanitas, mungkin diketemukan ansietas dan
depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai pada 2/3
kasus.
Nyeri Kepala
Diperkirakan 1% penyebab
nyeri kepala adalah tumor otak dan 30% gejala awal tumor otak adalah
nyeri kepala. Sedangkan gejala lanjut diketemukan 70% kasus. Sifat nyeri
kepala bervariasi dari ringan dan episodik sampai berat dan berdenyut,
umumnya bertambah berat pada malam hari dan pada saat bangun tidur pagi
serta pada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi
intrakranial. Adanya nyeri kepala dengan psikomotor asthenia perlu
dicurigai tumor otak.
Muntah
Terdapat pada
30% kasus dan umumnya meyertai nyeri kepala. Lebih sering dijumpai pada
tumor di fossa posterior, umumnya muntah bersifat proyektil dan tak
disertai dengan mual.
Kejang
Bangkitan
kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada 25% kasus, dan
lebih dari 35% kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2% penyebab
bangkitan kejang adalah tumor otak.
Perlu dicurigai penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak bila:
- Bangkitan kejang pertama kali pada usia lebih dari 25 tahun
- Mengalami post iktal paralisis
- Mengalami status epilepsi
- Resisten terhadap obat-obat epilepsi
- Bangkitan disertai dengan gejala tekanan tinggi intrakranial lain.
Bangkitan
kejang ditemui pada 70% tumor otak di korteks, 50% pasien dengan
astrositoma, 40% pada pasien meningioma, dan 25% pada glioblastoma.
Gejala Tekanan Tinggi Intrakranial (TTIK)
Berupa
keluhan nyeri kepala di daerah frontal dan oksipital yang timbul pada
pagi hari dan malam hari, muntah proyektil dan penurunan kesadaran. Pada
pemeriksaan diketemukan papil udem. Keadaan ini perlu tindakan segera
karena setiap saat dapat timbul ancaman herniasi. Selain itu dapat
dijumpai parese N.VI akibat teregangnya N.VI oleh TTIK. Tumor-tumor yang
sering memberikan gejala TTIK tanpa gejala-gejala fokal maupun
lateralisasi adalah meduloblatoma, spendimoma dari ventrikel III,
haemangioblastoma serebelum, dan craniopharingioma.
Selain gejala umum di atas ada gejala-gejala spesifik berdasarkan lokasi dan fungsi otak yang diserang. Antara lain:
Tumor pada Lobus Frontal:
- Perubahan perilaku dan kepribadian
- Penurunan kemampuan menilai sesuatu
- Penurunan daya penciuman
- Penurunan daya ingat
- Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh
- Penurunan fungsi mental/kognitif
- Penurunan penglihatan dan radang syaraf mata
Tumor pada Lobus Parietal:
- Penurunan kemampuan bicara
- Tidak bisa menulis
- Tidak mampu mengenali seseorang
- Kejang-kejang
- Disorientasi ruang
Tumor pada Lobus Oksipital:
- Kehilangan penglihatan pada salah satu atau kedua belah mata
- Kejang-kejang
Tumor pada Lobus Temporal:
- Penurunan kemampuan bicara
- Kejang-kejang
- Kadang tanpa gejala sama sekali
Tumor pada Fosa Posterior:
- Gangguan berjalan
- Nyeri kepala
- Muntah
Tumor pada Cerebello Pontin Angie:
- Gangguan pendengaran
Tumor pada Batang Otak:
- Perubahan perilaku dan emosional (lebih sensitif, mudah tersinggung)
- Sulit bicara dan menelan
- Mengantuk
- Sakit kepala, terutama pada pagi hari
- Kehilangan pendengaran
- Kelemahan syaraf pada salah satu sisi wajah
- Kelemahan syaraf pada salah satu sisi tubuh
- Gerakan tak terkontrol
- Kehilangan penglihatan, kelopak mata menutup, juling, dll.
- Muntah
Tumor pada Selaput Otak:
- Sakit kepala
- Kehilangan pendengaran
- Gangguan bicara
- Inkontinensi (tidak mampu mengontrol buang air kecil/besar)
- Gangguan mental dan emosional (apatis, anarkis, dll)
- Mengantuk berkepanjangan
- Kejang-kejang
- Kehilangan penglihatan
Tumor pada Kelenjar Pituitary:
- Berhenti menstruasi (amenorrhea)
- Memproduksi air susu
- Impotensi
Tumor pada Hipotalamus:
- Gangguan perkembangan seksual pada anak-anak
- Kerdil
- Berhenti menstruasi (amenorrhea)
- Gangguan cairan dan elektrolit
Tumor pada Ventrikel:
- Hidrosefalus
- Leher kaku
- Kepala miring
- Nyeri kepala mendadak
- Penglihatan kabur
- Penurunan kesadaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar